Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Doa 1000 Dinar

Bismillahirrohmanirrohiim... Selasa, 14 Agustus 2018 kemarin Allah gerakkan jemari untuk memilih satu video di Youtube. Video wawancara ekslusif dengan istri seorang umaro Ibukota Indonesia, DKI Jakarta. Noor Asiah, istri dari Sandiaga Uno yang sedang diamanahkan sebagai Wakil Gubernur DKI. Topik wawancara adalah tentang awal perjalanan hidup Mpok Nur dengan sang suami, yang di mulai sejak masa SMP hingga tiga belas tahun berpacaran dan kemudian mengikat janji suci pernikahan. Sampai pada satu pertanyaan dari sang reporter, tentang dukungan yang Mpok Nur berikan kepada Bang Sandi dimasa-masa sulit. Yap, kesuksesan Bang Sandi saat ini tidak layaknya dongeng yang tercipta secara kilat, Bang Sandi membangunnya dari awal, sejak beliau mengalami PHK dari perusahaan tempatnya bekerja di Kanada dan Singapura. Ada suatu momen dimana Mpok Nur ikut membantu sang suami dalam menafkahi keluarga dengan menjual perhiasan miliknya, momen yang menurut pengakuan Bang Sandi membuatnya tere

[Catatan Minke] Membentangkan Jarak

17 Masehi Wajar. Bukankah semua hal menjadi wajar setelah semua terjadi ? Tak ada ruang untuk prasangka. Tak ada ruang untuk memperjuangkan. Tak ada ruang untuk memaksa. Semua wajar. Seandainya waktu bisa di recovery , mungkin diri ini akan memilih untuk acuh, untuk berhenti sejak awal. Dan, mungkin, bentangan jarak ini, adalah jalan untuk menyelesaikan semuanya ? Khususnya bagimu, yang sudah lama menginginkannya kan ? (: ------------------- "Jangan Suudzon!" , katamu. Tapi kenapa tidak ada upaya untuk mengikis suudzon itu ? Apakah memang sengaja kau bangun sikap, agar suudzon tercipta ? Kenapa tidak jujur saja jika ingin sunyi dan menjauh ? -------------------

[Part 1] Segan-Sungkan

1717 Masehi Dahinya mengrenyit, "Usai sudah segala penantian panjangku." , dendangnya membatin setelah mendengar daftar permintaan janji yang diajukan oleh Pingkan, manusia yang tak pernah henti menghantui pikirannya. Selama ini Minke telah memiliki firasat tentang tidak terbalasnya rasa darinya untuk Pingkan, sahabatnya. Walau, secara kasat mata dan perbuatan Pingkan seakan membalasnya, namun semua itu tak lebih sebagai bentuk keterpaksaan atau bahasa hayunya, 'segan-sungkan'. Pingkan memang tipe manusia yang sungkan, tidak enakan, itu yang menyebabkannya seringkali over thinking dan menjerumuskannya pada lingkaran keterpaksaan, pura-pura. Seperti perlakuannya selama ini kepada Minke. --- "Ini bukan yang pertama, sudah kesekian kali Minke!" , cercanya pada diri sendiri agar ia segera sadar bahwa harap dan husnudzon -nya selama ini telah sia-sia. Memang ini bukanlah permohonan janji yang pertama diajukan oleh Pingkan, beberapa waktu sebelumnya setidak