Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Terimakasih Blog

Pada hakikatnya, kebutuhan tiap insan adalah terpenuhi. Apa yang terpenuhi ? Hajat serta harapannya. Dipenuhi oleh siapa ? Oleh siapa saja yang mampu dan tulus. Mungkin diri sendiri, mungkin sosial media, mungkin insan terkasih, dan mungkin insan yang tak dikasihi, hingga  insan yang tak mengasihi. Semua punya hak. Tapi, untuk saat ini, bagiku, engkau adalah pemenuh terbaik, yang senantiasa menerima dan bersedia menampung tiap rangkaian kata yang ku ungkapkan, tak peduli apapun makna yang tersemat padanya. Terimakasih, terimakasih blog.

Berhenti.

Bukankah tidak ada yang pernah mewajibkan, Untuk menjelaskan pada pihak yang tak butuh penjelasan ? Bukankah tidak ada yang pernah memaksakan, Untuk menyiapkan ruang bagi pihak yang tak memintanya ? Bukankah tidak ada yang pernah menginginkan, Untuk senantiasa dipikirkan ? Lalu, jika semua sudah terlaksana dengan baik, apa laku yang harus dilaksana ? Berhenti.

Maaf

Samar-samar ku tatap semesta, Tampak lautan membentang hingga pangkal perbukitan. Semilir angin mencoba meredam gemuruhnya hati yang tak terkendali. Ada apakah gerangan ? Berusaha mengingat-ingat kembali, tentang apa yang telah dilalui.. Banyak, banyak sekali. Tapi, dari sekian banyak itu, tak tercantum sebuah langkah, yang dulu menjadi muara bagi kebahagiaan, yang dulu selalu terjadwalkan, yang dulu begitu menenteramkan, ialah kepulangan menuju kampung halaman. Ada apakah gerangan ? Roda-roda berbahan dasar karet itu pun tiba, di sebuah kota semi metropolitan. Kota yang menjadi saksi atas pertumbuhan dan perjuangan, Kota yang dahulu menyimpan penawar bagi desas-desus hati. Tapi, kini, kenapa gemuruh itu tak kunjung berakhir ? Ada apakah gerangan ? Sepi, sedu, dan sunyi.. Adalah penggambaran yang layak untuk setiap sudut ruangnya, sebuah rumah yang dahulu menjadi pelipur lara, kini ia menjadi begitu hampa. Ini kah yang mereka ra

[Evernote] Cinta Yang Terlupakan

B ismillahirrohmanirrohiim... Tepat hampir seminggu, tubuh ini merasa tersendat untuk bernafas, seakan ada antrean yang menyebabkan kemacetan total di rongga pernafasan, mulai dari hidung hingga tenggorokan. Nikmat yang sedang Allah berikan sebagai bentuk lampu kuning agar ruh ini lebih mencintai jasad tempatnya bernaung. Dan, hari ini, di pagi ini, ahad, ada agenda pertama sebagai pemula satuan waktu bernama pekanan. Halaqoh , lingkaran yang di dalamnya tercipta liqo, pertemuan antar hamba-hambaNya yang saling mengasihi lagi berjuang mencari pintu-pintu keridhoan Allah swt. Qodarullah , beberapa jam sebelum jadwal yang disepakati, guru sekaligus ummi di perantuan, yaitu murrobiah ku mengabarkan bahwa esok hari kami ditugaskan untuk halaqoh mandiri, bersebab tubuh khususnya pergelangan tangan kanan beliau sedang meminta haknya untuk istirahat. Tentu ini bukan sakit yang sederhana, sebab memang terdapat luka yang sudah cukup lama Ummi rasakan di pergelangan tanganny